Nasaruddin Umar: Hadir dan Libatkan Tuhan Dalam Bekerja dan Berkarya

By Admin

nusakini.com-- Imam Besar Masjid Istiqlal dan mantan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan bahwa lima budaya kerja Kementerian Agama sebagai representasi al-Hady-nya Allah swt bukan merepresentasi al-Mudhillu-nya Allah. Kalau masih ada al-Mudhillu dalam diri manusia, maka kita harus berhijrah, yaitu agar terhindar dari hal-hal yang sesat menuju petunjuk-Nya. 

“Oleh karenanya, manusia bisa berada pada tingkatan (muratib) malaikat, binatang bahkan manusia bisa mencapai derajat divine, mencapai Tuhan. Kita percuma saja rajin membaca al Quran, tetapi kita tidak bisa melakukan hijrah dari maratib al ibtidaiyah dan naik ke atas maratib khalifah,” ujar Nasaruddin dalam motivasi dan tausyiyah-nya pada kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) di Bogor akhir pekan lalu.

Di Kementerian Agama, kata Nasarudin Umar seharusnya yang ada adalah divine creation. Karya kemanusiaan tertinggi bukan sifat kebinatangan (animal creation). Manusia mampu mengimpor pada dirinya, dengan connecting-nya dengan Tuhan yang akan melahirkan super power.  

“Kalau melibatkan Tuhan, mulai dalam bekerja dan berkarya maka ini yang disebut sebagai divine creation,” ujar Nasaruddin. 

Tujuh keajaiban dunia, termasuk diantaranya Borobudur adalah buah dari divine creation. Ini adalah karya spiritual. Sebuah karya yang sarat spiritual. Kalau mau mengerjakan sesuatu yang monumental harus melibatkan Tuhan dalam setiap langkah dan kerja kita.  

Untuk sekedar memberikan contoh bagaimana spirit Tuhan harus hadir dalam bekerja dan berkarya, dicontohkan Nasaruddin pada sebuah perusahaan So Zou China yang menerapkan kehadiran Tuhan dalam bekerja. Perusahaan itu memiliki lahan seluas 8,5 Hektar. Tidak ada selembar daun pun yang bertebaran di situ. Tanpa menggunakan cleaning service namun lingkungannya sangat bersih. Tidak ada tukang parkir namun kondisinya sangat rapi. Barang-barang yang ada di perusahaan mengkilat semuanya.  

Tamunya dua ratus orang per hari untuk melakukan studi banding tentang keberhasilan So Zou. Di situ tidak ada satu tetes pun air yang terbuang, airnya tidak ada yang menetes. Tidak ada tissu yang bertebaran di meja. Mereka menggunakan air seminimal mungkin padahal ada danau di sampingnya. Sementara terdapat Mini Market, namun tidak ada penjaganya juga tidak ada CCTV-nya.

Komponen laptop juga dibuat juga di situ. Satu komputer untuk tiga orang. Kalau satu meja untuk satu orang, maka akan mubazir. Hasilnya terpuji betul. Kuncinya paling menarik, kata Nasarudin, adalah sebelum para karyawan masuk kerja, mereka melakukan meditasi. Mereka memperdengarkan kata- kata hikmah dari para tokoh dan musik sufi.  

“Orang-orang di perusahaan itu sangat produktif. Mereka mencintai pekerjaan sama dengan mencintai bayi sehingga barang-barang di siru menjadi awet,” kata Nasaruddin.  

Tokyo sudah mengganti beberapa kali komputer sementara So Zou belum pernah mengganti barang- barangnya.   

Bukti bahwa mereka menghadirkan Tuhan dalam kerja yang lain, ujar Nasaruddin, adalah setiap minggu karyawan mereka mencuci kaki orang tuanya. Sebagai bukti bahwa menghargai orang tua adalah mulia dan memberikan dampak positif dalam hidup. 

Contoh lain yang disampaikan oleh Nasarudin Umar, pimpinan Suzuki di India menyekolahkan manajernya ke luar negeri. Sebagian ke Jepang dan sebagian lainnya ke Pusat Meditasi. Ternyata hasilnya tingkat kedisiplinan alumni meditasi jauh lebih tinggi daripada yang yang dikirim ke Jepang.  

Selain pentingnya menghadirkan Tuhan dalam bekerja dan berkarya, Nasaruddin mengatakan bahwa sejarah Islam adalah Ramadhan, karena pada bulan suci Ramadhan ini banyak terjadi peristiwa besar dalam peradaban manusia, karena batin manusia sedang suci maka dekat dengan Allah SWT.  

“Al-Quran turun pada bulan Ramadhan, Kemerdekaan RI pada bulan ramadhan, dan Nabi-Nabi Allah menghadapi peristiwa besar juga pada bulan ramadhan,” tutir Nasaruddin. 

Sementara itu, Amsal Bakhtiar, Direktur Pendidikan Tinggi Islam menyampaikan rasa gembiranya bahwa kebersamaan dan semangat kerja teman-teman di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam cukup baik. Namun demikian harus tetap di charger terus agar terus menyala menghasilka prestasi kerja yang membanggakan.  

Kegiatan Pembinaan Pegawai diikuti oleh Direktur, Para Kasubdit, Kasi dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) sebagai ikhtiar peningkatan kinerja dan pembumian nilai-nilai prestasi dan berlangsung tanggal 27-28 Juni 2016. (p/ab)